4. Puisi Keempat
CINTA DALAM DIAM
Mencintaimu dalam diam....
Aku tak mengerti...mengapa cinta berani lucuti hati,
Geraham jiwaku menghantarkanku pada gelombang rasa,
Rasa tiada tanding....
Aku semakin tak mengerti....datangnya cinta kali ini.
Gelora hasrat meninggi di menara hati....
Riuhnya menampar relung samudra....
Cinta dalam diam bertahta .... membisu tak terbata
menggenggam tiang...tanpa lentera,
Mencintaimu dalam diam....
Memupuk kembali segala rasa yang menjulang,
Rengat kandas dipelataran,
Bisu membatu di peraduan,
penakudewi7
TENTANG
ELEGI KEDAMAIAN
Hentak irama dalam kata,
Memadu syair-syair dendang bertebar rasa,
Hanya sebuah lagu lama, penuh syarat dan makna,
Disana.... Aku pernah berharap menutur asa,
Berkidung tentang lagu balada,
Kebersamaan telah tercipta,
Terukir pada gurat-gurat senyum manja,
Canda tawa ria masih tersisa,
walau raga beranjak tua,
Tetapi lagu kami tetap sang idola,
6. Puisi Keenam
SAAT-SAAT BERSAMA
Antara kita pernah ada cerita,
Tentang cinta dalam dada,
Antara kita pernah ada rasa,
Tentang janji setia,
walau jalan jauh berbeda,
Namun satu dalam asa,
Pedih melanda tiada ku pinta,
Diriku kau singkir juga,
7. Puisi Ketujuh
CINTA DALAM LENTERA
Aku menanti bahagia di ujung tanduk rasa,
Riang di balik rinai mu,
Hanya sebutir bilur goda selaksa makna,
Merindangi taman ketulusan,
Jalan panjang berliku bebatuan,
Mewarnai cerita melegenda,
Kilau lentera menerangi gulita,
Menari indah dalam angan,
Mabuk dalam belaian malam,
Lena pada bisikan rasa,
Cinta...........
Hasrat hati ingin bicara,
Cinta...........
Jgn pergi meninggalkan cerita,
penakudewi7
8. Puisi Kedelapan
AYAH
AYAH.....kata itu yg tak pernah kusebut,
Sedikit kenangan terakhir bersama ayah,
Baik dan bijak sepertinya,
Aku hanya ingat wajahmu dlm kenangan,
Teramat sangat rinduku padamu AYAH,
Terlalu singkat dirimu hadir disisiku,
Dekapanmu masih kurasa,
Belaianmu masih tersisa,
Sayangmu teramat berbisa,
AYAH.....teramat sebentar kau hadir,
Sungguh kebersamaan yg teramat singkat,
Ada yg tak sempat ku ucap dari bibirku,
Ada rasa yg tak terungkap dalam hatiku,
Jiwaku kangen akan kasihmu....
Ragaku rindu akan guraumu.....
AYAH....dalam hidupku,
Kau tetap semangatku...
Kau tetap hidupku....
Kau tetap yg terbaik,
AYAH....ini aku yg ingin bisa,
Meraihmu.....
Menggapaimu....
Walau hanya bayang dan mimpi yg kukejar,
"(tersirat dlm benak anakku, kala dia sendiri, ada yg dia harap, ada yg dia damba, dan aku tau isi hatinya.....dan aku mewakili perasaan anakku ......love Bintang, kepergian Ayah hanya sementara, ada saatnya, hanya tentang waktu....dan kita hanya penghuni sementara yg hanya menunggu sabar berkalung ikhlas).
penaku dewi7
9. Puisi Kesembilan
SEKETIKA KUMERINDU
Seketika kumerindu,
Merindu pada bayang hadir MU,
Mengusik dalam gelisahku,
Dalam kesenjangan bathinku,
Aku tersesat mencari MU,
Seketika kumerindu,
Merindu pada belai MU,
Namun diriku bergejolak dosa,
Dosa yang menganga kian berpacu,
Seketika kumerindu,
Merindu pada dentuman tegur MU,
Menampar dalam tangisku,
Memberi jera,
Seketika kumerindu,
Merindu mendamba kasih MU,
Masih pantas bagiku memohon???
Masih pantas untukku meminta???
Sedang diriku hina.....
penakudewi2010
10. Puisi Kesepuluh
BUNDA
Bunda,,,,
Tulusmu adlh bukti nyata,
Bahwa embun yg kau tunjukkan,
Kini kurasa sejuk menggoda,
Bunda,,,,
Dalam tegar mu kulihat bayang sendu,
Sesekali kau menghela menutup pedih mu
Sungguh, tiada ada ragu,
Bunda,,,,
Kau kekasih sejati,
Kau hirup lelahmu ,,,sendiri,
Kau tenggak keringat yang tlh basi,
Bunda,,,,
Kata mu indah walau hati tak sanggup,
Senyum mu terpatri walau lidah tergigit,
Senang mu terlihat walau meronta,
Bunda,,,,
Lentera yg kau hias semakin nampak,
Ilmu yg kau rakit
telah Aku sambung menjadi mahkota,
Segala cerita tentang petir yg menggelegar,
Aku tak takut lagi,,,
Samudra yg luas terbentang,,,
Tlah Aku rangkum menjadi kisah perjalanan,,,
Bunda,,,,
Jgn pernah menjauh,
Aku tak ingin airmata mu terbuang,Menetes dan mengering,,,,
PenakuDewi7««
11. Puisi Kesebelas
DE'JOLIS
Aku bahagia,
walau kebahagian bersama de'jolis baru terlaksana,
Impian masa belia sangat mulia,
Kekagumanku trs mencabik arus
memburu asa ingin bersua,
Kegelisahan yg jauh terlewat tak
membwtku surut larut dlm selimut,
De'jolis pernah punya nama,
Pernah menjadi jawara pada tiang
masa,
Hidup bangkit membawa suara,
De'jolis.....kau pernah harum
ditaman hatiku,
Wangimu hidup pada setiap waktu,
Walau tembang mu tentang pilu dan
kelabu,
Aku pernah menangis kapan
waktunya tiba,
Dan kini usia semakin senja,
Hanya pada semangat kutitipkan
doa,
Ucap syukur ku telah bisa berbagi
cerita,
12. Puisi Keduabelas
MASIH
TENTANG SENJA
Senja....
Aku
ingin melukis tentang keteduhan,
Tentang
airmata yg pernah tumpah dipelukku,
Tentang
dimana aku pernah jatuh dari jurang nestapa,
Tentang
hati yg lara....
Senja.....
Galau nya
hati kian berdendang,
Ku tak
pernah berhenti memikirkannya,
Benakku
terus mengusik cabik,
Segala
tentangnya,
Senja......
Luka
dihati ku rawat sendiri,
Pilu
mengerang berteman kepedihan,
Masih
tentang senja dgn segala rasa,
Curahanku
telah meruah membanjiri keluh,
Bila
esok msh ada masa yg kujelang,
Semoga
bahagia yg ditakdirkan,
penakudewi280212
13. Puisi Ketigabelas
TENTANG LARA HATI
Senja
di ujung gelisah.....
Camar
manja masih terus menggoda,
Aku
sedang tak ingin riang,
Resah
ku pada sebuah penantian,
Aku
telah menghitung titik embun yg kau janjikan,
Jalan
setapak tak lagi terlewat,
Terselimuti
ilalang jalang tinggi memahat,
Rasa
pun terkikis termakan sadis,
Gemuruh
jiwa lontarkan jala,
Susuri
telaga yg pernah tercanpak,
Lara
hati sibak rasa yg tersika,
Segala
asa tentang dirinya terhempas kandas,
Duhai
.... lara
Kegelisahan
menderu didada,
Aku tak
sanggup menahannya,
Deras
memompa jantung hatiku,
Menindih
beban rasa setengah jiwa,
Duhai...
lara
Maaf
kan diri membela,
Setiamu
telah aku langgar,
penakudewi7
14. Puisi Keempatbelas
BUKAN UNTUK SEMBARANG
HATI
Malam.....
Berbahagialah yang memiliki malam yang tak pernah kau tinggalkan,
Bergembiralah yang
memeluk malam yg tak pernah tersia-siakan,
Bersujud teteskan
airmata penyesalan,
Sibuk berharap kebaikan,
Khusyuk bermunajat,
Raihlah malammu sbg
pengobat hati kala sepi,
Malam....
Aku iri pada desiran
angin yg tak henti berzikir menyebut nama MU,
Aku cemburu pada serdadu
malam yg bersautan menyeru MU,
Aku iri pada bintang yg
selalu menerangi orang-orang sholeh,
Yang selalu terjaga dari
kantuknya,
Membiarkan airmata
mengalir hanya kepada MU,
Yang berdiri tegak
digelap sunyi,
Sementara aku masih saja
akrab dengan duniaku,
Sibuk merangkai mimpi,
Malam....
Aku belum sempurna
merangkul malamku,
Aku telah lalai,
Bodoh, melenakan raga
ini,
Malam.....
Sepiku adalah pijak,
Hati tlh kotor oleh
noda-noda jaman,
Membuai nikmat sesaat,
Malam.....
Jadikan aku sipengembara
yang ingat PULANG
penakudewi7
15. Puisi Kelimabelas
SAJAK-SAJAK SANG MALAM
Masih
ku terbata mengeja malam,
Bait-bait
sunyi terbiar sembarangan,
Gemuruh
angin sibuk bersautan,
Teriak
gamang tentang kepedihan,
Kata-kata
kotor sang pengecut lantang mengiang,
Adakah
sebuah keberanian tak hanya bicara ?
Jadilah
para pesolek yg berhias pada kerajaannya sendiri,
Memupuk
akar yang nyaris mati,
Dalam
rindang ku tak mau diam,
Masih
ada sebait sajak jauh tertinggal,
Pada
senyum sang malam,
Ku ukir
aksara indah ,
Menjinakkan
kemalangan,
penakudewi7
16. Puisi Keenambelas
I L A H I
Aduhai, seandainya skenario hidup itu disusun sendiri olehku,
tentu drama dan dialog kesedihan akan kuhapus dari skenario itu,
dan kuganti semuanya dgn kisah senang dan bahagia.
Tetapi, siapakah aku terhadap Penguasa hidupku?! Dialah Alloh,
yg dgn kekuatan-NYA membentangkan malam dan menggelarkan siang,
yg dgn kuasa-NYA menghidupkan dan mematikan,,
dan yg dgn ilmu-NYA mengetahui apapun yang tersembunyi dan
terang-terangan.
Ya, Alloh....
Ini bukan kehendakku.
Ini diluar kuasa dan pengetahuanku.
Kehendak dan kuasa-MU telah menggeser irama cinta dan rindu
dalam batin ku menjadi dendang sedih dan pilu. Sungguh, kebebasan yg Engkau
berikan adalah mutlak.
Ilahi....
Bagaimana kan tidak tercabik-cabik perasaanku,
tersayat-sayat jiwaku dan tercerai berai hatiku,
bilaku melihat kekasih hati pergi menuju-MU, menuju hidup yg
kekal abadi disisi-MU,
Ikhlas adalah obat,
Sabar adalah teman,
Rintih dan kesedihanku adalah saksi yang pilu,
"Wahai hamba yg sll beribadah.
Lihatlah aku.....
Kasihanilah daku, karena Engkaulah pengasih.
Bimbinglah daku menuju jln keselamatan,
Ajaklah jiwaku yg sll merintih berputus asa,
Inilah isi hatiku,
Itulah kuburku,
Mengungkapkan kepedihanku pada-MU"
Ilahi,...
Hatiku tertawan oleh tali cinta-MU,
Jangan biarkan hati ini diliputi oleh karat aneka dosa,
Janganlah campakkan daku dalam kegelapan neraka,
Ilahi....
Aku merunduk kepada-MU
Aku bersujud kepada-MU,
Aku teteskan airmata hanya kepada-Mu
Aku pasrahkan diri hanya kepada-MU
Hidup dan takdir adalah perjalanan,
Tlah kusulam benang cinta dan kurajut dalam asa,
Untuk bisa hidup bahagia,
Tetapi inilah aku.......
yang hanya bisa
mengaliri telaga dengan airmata,
17. Puisi Ketujuhbelas
ANDAI KAU MATAHARIKU
Andai kau matahariku,
Biasnya tak ku biar sembarang,
Takkan ku beri redup walau
ku mendekap lelap,
Matahariku...
Sudi kiranya mampir pada bilik terhimpit,
Agar
lelahmu ku jadikan nafas panjang,
18. Puisi Kedelapanbelas
PAGI YG BASAH
Pagi yg basah....
tak lagiku berselimut
resah,
Mentari beri senyum tercurah,
Lipatkan kerut-kerut gelisah,
Pagi yg
basah...
Langit biru penuh asa,
Terasah mega menembus rasa,
Kegelisah tak rejam
setelah puisi-puisimu datang,
Titian menyimpang di kesendirian,
mematung memeluk
dingin,
Pagi yg basah....
Aku tlh menari di menara cinta,
berpijak menghitung
jejak,,
(pangandaran, 3 Maret 201 2
saat ini ku saksikan cinta diatas langit
dengan lukisan pelangi)
19. Puisi Kesembilanbelas
DUHAI CINTA
Diri masih menghitung waktu
Titianku yang panjang masih menanti
Memburu sesuatu
“ Duhai cinta…..
Maafku bila tak lagi pedulikanmu
Diri tanggup sendiri
merangkul mimpi
20. Puisi Keduapuluh
CORETAN HITAM PUTIH
Coretan hitam putih itu aku,
Yang bertabur puji kata sayat seru sembilu,
Coretan hitam putih
itu aku,
Lukiskan wajah lewat syair dan lagu,
Coretan hitam putih itu aku,
Yang tak bisa beri warna pada setiap gambarku,
Dan aku hanya bisa berpujangga dalam pena rasa,
Merangkai kata,
Menyusun makna,
Lukisan cerita tak bernyawa,
Penuh coretan yg memanah,
Dan coretan hitam putih itu A K U
4032012penakudewi7(lukisanku yg tak pernah selesai)
21. Puisi Keduapuluhsatu
BIDADARI DI ATAS SAJADAH
CANTIK nian yang berKALUNG AKHLAK KEBAIKAN,
INDAH nian SENYUM yg berTAHTA KEIKHLASAN,
MERDU nian DZIKIR yang terLANTUNkan,
SEJUK nian DENTUMAN TASBIH yg di TAWARkan,
NIKMAT nian yang selalu berdua bersama2 KASIH NYA,
siang malam berALAS SAJADAH,,
siang malam berTABUR TASBIH,,
siang malam berMANJA pada KEIMANAN,
SUBHANALLOH,,
22. Puisi Keduapuluhdua
YA....ROBB,
Ya...Robb,
Telah
aku aniaya diriku,
Dan
telah berani melanggar karena kebodohanku,
Dan
tlah kusandarkan diri ini pada dosa,
Ya...Robb,
Telah
banyak kejelekan dan keburukan yg kukalungi,
Betapa
banyak malapetaka yang aku cipta,
Betapa
nista menzholimi diri,
Ya...Robb,
Betapa
besar bencanaku,
Sedikit
sekali amal-amalku,
Dan
buruknya perangaiku,
Ya...Robb,
Betapa
banyak rintangan yg Engkau singkirkan,
Betapa
banyak bencana telah Engkau gagalkan,
Ya...Robb,
Kusandarkan
hidup dan matiku,
Bersama
nafas yg kembang kempis,
Bersama
sisa nadi yg berdenyut,
Ya...Robb,
Bangunkan
aku dari mimpi buruk ini...
Sadarkan
aku dalam lena ini.....
Ya...Robb,
Janganlah
Engkau biarkanku dalam beban berat belenggumu,
Jangan
Engkau segerakan siksa atas perbuatanku,
penakudewi7
23. Puisi Keduapuluhtiga
PANGERAN LANGIT
Bila
malamku telah angkuh,
Berteman
pada siapa lagi diri ini???
Pangeran
langitku telah pergi,
Terbawa
jaman,
Terbawa
lipatan sunyi,
Ratapku......membelah
sunyi,
Membangunkan
bintang yg terdiam,
Mengusik
rembulan yang bergurau,
Dan
bila malamku telah semu,
Ijinkan
aku melukisnya kembali,
Menjadi
gelora yang menderu,
Pangeran
langit telah kembali,
Memberi
selaksa bahagia,
Cinta
tak lagi sumbang,
Rindu
menghasut kalbu,
Pangeran
langit,
Dikau
adalah nyawaku,
Nafas
dalam jiwa,
Nadi
dalam hidup,
Pangeranku
jgn kau beri aku getah yg membalut,
penakudewi7
Aku menanti bahagia di ujung tanduk rasa,
Riang di balik rinai mu,
Hanya sebutir bilur goda selaksa makna,
Merindangi taman ketulusan,
Jalan panjang berliku bebatuan,
Mewarnai cerita melegenda,
Kilau lentera menerangi gulita,
Menari indah dalam angan,
Mabuk dalam belaian malam,
Lena pada bisikan rasa,
Cinta...........
Hasrat hati ingin bicara,
Cinta...........
Jgn pergi meninggalkan cerita,
penakudewi7
8. Puisi Kedelapan
AYAH
AYAH.....kata itu yg tak pernah kusebut,
Sedikit kenangan terakhir bersama ayah,
Baik dan bijak sepertinya,
Aku hanya ingat wajahmu dlm kenangan,
Teramat sangat rinduku padamu AYAH,
Terlalu singkat dirimu hadir disisiku,
Dekapanmu masih kurasa,
Belaianmu masih tersisa,
Sayangmu teramat berbisa,
AYAH.....teramat sebentar kau hadir,
Sungguh kebersamaan yg teramat singkat,
Ada yg tak sempat ku ucap dari bibirku,
Ada rasa yg tak terungkap dalam hatiku,
Jiwaku kangen akan kasihmu....
Ragaku rindu akan guraumu.....
AYAH....dalam hidupku,
Kau tetap semangatku...
Kau tetap hidupku....
Kau tetap yg terbaik,
AYAH....ini aku yg ingin bisa,
Meraihmu.....
Menggapaimu....
Walau hanya bayang dan mimpi yg kukejar,
"(tersirat dlm benak anakku, kala dia sendiri, ada yg dia harap, ada yg dia damba, dan aku tau isi hatinya.....dan aku mewakili perasaan anakku ......love Bintang, kepergian Ayah hanya sementara, ada saatnya, hanya tentang waktu....dan kita hanya penghuni sementara yg hanya menunggu sabar berkalung ikhlas).
penaku dewi7
9. Puisi Kesembilan
SEKETIKA KUMERINDU
Seketika kumerindu,
Merindu pada bayang hadir MU,
Mengusik dalam gelisahku,
Dalam kesenjangan bathinku,
Aku tersesat mencari MU,
Seketika kumerindu,
Merindu pada belai MU,
Namun diriku bergejolak dosa,
Dosa yang menganga kian berpacu,
Seketika kumerindu,
Merindu pada dentuman tegur MU,
Menampar dalam tangisku,
Memberi jera,
Seketika kumerindu,
Merindu mendamba kasih MU,
Masih pantas bagiku memohon???
Masih pantas untukku meminta???
Sedang diriku hina.....
penakudewi2010
10. Puisi Kesepuluh
BUNDA
Bunda,,,,
Tulusmu adlh bukti nyata,
Bahwa embun yg kau tunjukkan,
Kini kurasa sejuk menggoda,
Bunda,,,,
Dalam tegar mu kulihat bayang sendu,
Sesekali kau menghela menutup pedih mu
Sungguh, tiada ada ragu,
Bunda,,,,
Kau kekasih sejati,
Kau hirup lelahmu ,,,sendiri,
Kau tenggak keringat yang tlh basi,
Bunda,,,,
Kata mu indah walau hati tak sanggup,
Senyum mu terpatri walau lidah tergigit,
Senang mu terlihat walau meronta,
Bunda,,,,
Lentera yg kau hias semakin nampak,
Ilmu yg kau rakit
telah Aku sambung menjadi mahkota,
Segala cerita tentang petir yg menggelegar,
Aku tak takut lagi,,,
Samudra yg luas terbentang,,,
Tlah Aku rangkum menjadi kisah perjalanan,,,
Bunda,,,,
Jgn pernah menjauh,
Aku tak ingin airmata mu terbuang,Menetes dan mengering,,,,
PenakuDewi7««
11. Puisi Kesebelas
DE'JOLIS
Aku bahagia,
walau kebahagian bersama de'jolis baru terlaksana,
Impian masa belia sangat mulia,
Kekagumanku trs mencabik arus
memburu asa ingin bersua,
Kegelisahan yg jauh terlewat tak
membwtku surut larut dlm selimut,
De'jolis pernah punya nama,
Pernah menjadi jawara pada tiang
masa,
Hidup bangkit membawa suara,
De'jolis.....kau pernah harum
ditaman hatiku,
Wangimu hidup pada setiap waktu,
Walau tembang mu tentang pilu dan
kelabu,
Aku pernah menangis kapan
waktunya tiba,
Dan kini usia semakin senja,
Hanya pada semangat kutitipkan
doa,
Ucap syukur ku telah bisa berbagi
cerita,
12. Puisi Keduabelas
MASIH
TENTANG SENJA
Senja....
Aku
ingin melukis tentang keteduhan,
Tentang
airmata yg pernah tumpah dipelukku,
Tentang
dimana aku pernah jatuh dari jurang nestapa,
Tentang
hati yg lara....
Senja.....
Galau nya
hati kian berdendang,
Ku tak
pernah berhenti memikirkannya,
Benakku
terus mengusik cabik,
Segala
tentangnya,
Senja......
Luka
dihati ku rawat sendiri,
Pilu
mengerang berteman kepedihan,
Masih
tentang senja dgn segala rasa,
Curahanku
telah meruah membanjiri keluh,
Bila
esok msh ada masa yg kujelang,
Semoga
bahagia yg ditakdirkan,
penakudewi280212
13. Puisi Ketigabelas
TENTANG LARA HATI
Senja
di ujung gelisah.....
Camar
manja masih terus menggoda,
Aku
sedang tak ingin riang,
Resah
ku pada sebuah penantian,
Aku
telah menghitung titik embun yg kau janjikan,
Jalan
setapak tak lagi terlewat,
Terselimuti
ilalang jalang tinggi memahat,
Rasa
pun terkikis termakan sadis,
Gemuruh
jiwa lontarkan jala,
Susuri
telaga yg pernah tercanpak,
Lara
hati sibak rasa yg tersika,
Segala
asa tentang dirinya terhempas kandas,
Duhai
.... lara
Kegelisahan
menderu didada,
Aku tak
sanggup menahannya,
Deras
memompa jantung hatiku,
Menindih
beban rasa setengah jiwa,
Duhai...
lara
Maaf
kan diri membela,
Setiamu
telah aku langgar,
penakudewi7
14. Puisi Keempatbelas
BUKAN UNTUK SEMBARANG
HATI
Malam.....
Berbahagialah yang memiliki malam yang tak pernah kau tinggalkan,
Bergembiralah yang
memeluk malam yg tak pernah tersia-siakan,
Bersujud teteskan
airmata penyesalan,
Sibuk berharap kebaikan,
Khusyuk bermunajat,
Raihlah malammu sbg
pengobat hati kala sepi,
Malam....
Aku iri pada desiran
angin yg tak henti berzikir menyebut nama MU,
Aku cemburu pada serdadu
malam yg bersautan menyeru MU,
Aku iri pada bintang yg
selalu menerangi orang-orang sholeh,
Yang selalu terjaga dari
kantuknya,
Membiarkan airmata
mengalir hanya kepada MU,
Yang berdiri tegak
digelap sunyi,
Sementara aku masih saja
akrab dengan duniaku,
Sibuk merangkai mimpi,
Malam....
Aku belum sempurna
merangkul malamku,
Aku telah lalai,
Bodoh, melenakan raga
ini,
Malam.....
Sepiku adalah pijak,
Hati tlh kotor oleh
noda-noda jaman,
Membuai nikmat sesaat,
Malam.....
Jadikan aku sipengembara
yang ingat PULANG
penakudewi7
15. Puisi Kelimabelas
SAJAK-SAJAK SANG MALAM
Masih
ku terbata mengeja malam,
Bait-bait
sunyi terbiar sembarangan,
Gemuruh
angin sibuk bersautan,
Teriak
gamang tentang kepedihan,
Kata-kata
kotor sang pengecut lantang mengiang,
Adakah
sebuah keberanian tak hanya bicara ?
Jadilah
para pesolek yg berhias pada kerajaannya sendiri,
Memupuk
akar yang nyaris mati,
Dalam
rindang ku tak mau diam,
Masih
ada sebait sajak jauh tertinggal,
Pada
senyum sang malam,
Ku ukir
aksara indah ,
Menjinakkan
kemalangan,
penakudewi7
16. Puisi Keenambelas
I L A H I
Aduhai, seandainya skenario hidup itu disusun sendiri olehku,
tentu drama dan dialog kesedihan akan kuhapus dari skenario itu,
dan kuganti semuanya dgn kisah senang dan bahagia.
Tetapi, siapakah aku terhadap Penguasa hidupku?! Dialah Alloh,
yg dgn kekuatan-NYA membentangkan malam dan menggelarkan siang,
yg dgn kuasa-NYA menghidupkan dan mematikan,,
dan yg dgn ilmu-NYA mengetahui apapun yang tersembunyi dan
terang-terangan.
Ya, Alloh....
Ini bukan kehendakku.
Ini diluar kuasa dan pengetahuanku.
Kehendak dan kuasa-MU telah menggeser irama cinta dan rindu
dalam batin ku menjadi dendang sedih dan pilu. Sungguh, kebebasan yg Engkau
berikan adalah mutlak.
Ilahi....
Bagaimana kan tidak tercabik-cabik perasaanku,
tersayat-sayat jiwaku dan tercerai berai hatiku,
bilaku melihat kekasih hati pergi menuju-MU, menuju hidup yg
kekal abadi disisi-MU,
Ikhlas adalah obat,
Sabar adalah teman,
Rintih dan kesedihanku adalah saksi yang pilu,
"Wahai hamba yg sll beribadah.
Lihatlah aku.....
Kasihanilah daku, karena Engkaulah pengasih.
Bimbinglah daku menuju jln keselamatan,
Ajaklah jiwaku yg sll merintih berputus asa,
Inilah isi hatiku,
Itulah kuburku,
Mengungkapkan kepedihanku pada-MU"
Ilahi,...
Hatiku tertawan oleh tali cinta-MU,
Jangan biarkan hati ini diliputi oleh karat aneka dosa,
Janganlah campakkan daku dalam kegelapan neraka,
Ilahi....
Aku merunduk kepada-MU
Aku bersujud kepada-MU,
Aku teteskan airmata hanya kepada-Mu
Aku pasrahkan diri hanya kepada-MU
Hidup dan takdir adalah perjalanan,
Tlah kusulam benang cinta dan kurajut dalam asa,
Untuk bisa hidup bahagia,
Tetapi inilah aku.......
yang hanya bisa
mengaliri telaga dengan airmata,
17. Puisi Ketujuhbelas
ANDAI KAU MATAHARIKU
Andai kau matahariku,
Biasnya tak ku biar sembarang,
Takkan ku beri redup walau
ku mendekap lelap,
Matahariku...
Sudi kiranya mampir pada bilik terhimpit,
Agar
lelahmu ku jadikan nafas panjang,
18. Puisi Kedelapanbelas
PAGI YG BASAH
Pagi yg basah....
tak lagiku berselimut
resah,
Mentari beri senyum tercurah,
Lipatkan kerut-kerut gelisah,
Pagi yg
basah...
Langit biru penuh asa,
Terasah mega menembus rasa,
Kegelisah tak rejam
setelah puisi-puisimu datang,
Titian menyimpang di kesendirian,
mematung memeluk
dingin,
Pagi yg basah....
Aku tlh menari di menara cinta,
berpijak menghitung
jejak,,
(pangandaran, 3 Maret 201 2
saat ini ku saksikan cinta diatas langit
dengan lukisan pelangi)
19. Puisi Kesembilanbelas
DUHAI CINTA
Diri masih menghitung waktu
Titianku yang panjang masih menanti
Memburu sesuatu
“ Duhai cinta…..
Maafku bila tak lagi pedulikanmu
Diri tanggup sendiri
merangkul mimpi
20. Puisi Keduapuluh
CORETAN HITAM PUTIH
Coretan hitam putih itu aku,
Yang bertabur puji kata sayat seru sembilu,
Coretan hitam putih
itu aku,
Lukiskan wajah lewat syair dan lagu,
Coretan hitam putih itu aku,
Yang tak bisa beri warna pada setiap gambarku,
Dan aku hanya bisa berpujangga dalam pena rasa,
Merangkai kata,
Menyusun makna,
Lukisan cerita tak bernyawa,
Penuh coretan yg memanah,
Dan coretan hitam putih itu A K U
4032012penakudewi7(lukisanku yg tak pernah selesai)
21. Puisi Keduapuluhsatu
BIDADARI DI ATAS SAJADAH
CANTIK nian yang berKALUNG AKHLAK KEBAIKAN,
INDAH nian SENYUM yg berTAHTA KEIKHLASAN,
MERDU nian DZIKIR yang terLANTUNkan,
SEJUK nian DENTUMAN TASBIH yg di TAWARkan,
NIKMAT nian yang selalu berdua bersama2 KASIH NYA,
siang malam berALAS SAJADAH,,
siang malam berTABUR TASBIH,,
siang malam berMANJA pada KEIMANAN,
SUBHANALLOH,,
22. Puisi Keduapuluhdua
YA....ROBB,
Ya...Robb,
Telah
aku aniaya diriku,
Dan
telah berani melanggar karena kebodohanku,
Dan
tlah kusandarkan diri ini pada dosa,
Ya...Robb,
Telah
banyak kejelekan dan keburukan yg kukalungi,
Betapa
banyak malapetaka yang aku cipta,
Betapa
nista menzholimi diri,
Ya...Robb,
Betapa
besar bencanaku,
Sedikit
sekali amal-amalku,
Dan
buruknya perangaiku,
Ya...Robb,
Betapa
banyak rintangan yg Engkau singkirkan,
Betapa
banyak bencana telah Engkau gagalkan,
Ya...Robb,
Kusandarkan
hidup dan matiku,
Bersama
nafas yg kembang kempis,
Bersama
sisa nadi yg berdenyut,
Ya...Robb,
Bangunkan
aku dari mimpi buruk ini...
Sadarkan
aku dalam lena ini.....
Ya...Robb,
Janganlah
Engkau biarkanku dalam beban berat belenggumu,
Jangan
Engkau segerakan siksa atas perbuatanku,
penakudewi7
23. Puisi Keduapuluhtiga
PANGERAN LANGIT
Bila
malamku telah angkuh,
Berteman
pada siapa lagi diri ini???
Pangeran
langitku telah pergi,
Terbawa
jaman,
Terbawa
lipatan sunyi,
Ratapku......membelah
sunyi,
Membangunkan
bintang yg terdiam,
Mengusik
rembulan yang bergurau,
Dan
bila malamku telah semu,
Ijinkan
aku melukisnya kembali,
Menjadi
gelora yang menderu,
Pangeran
langit telah kembali,
Memberi
selaksa bahagia,
Cinta
tak lagi sumbang,
Rindu
menghasut kalbu,
Pangeran
langit,
Dikau
adalah nyawaku,
Nafas
dalam jiwa,
Nadi
dalam hidup,
Pangeranku
jgn kau beri aku getah yg membalut,
penakudewi7
penakudewi7
8. Puisi Kedelapan
AYAH
AYAH.....kata itu yg tak pernah kusebut,
Sedikit kenangan terakhir bersama ayah,
Baik dan bijak sepertinya,
Aku hanya ingat wajahmu dlm kenangan,
Teramat sangat rinduku padamu AYAH,
Terlalu singkat dirimu hadir disisiku,
Dekapanmu masih kurasa,
Belaianmu masih tersisa,
Sayangmu teramat berbisa,
AYAH.....teramat sebentar kau hadir,
Sungguh kebersamaan yg teramat singkat,
Ada yg tak sempat ku ucap dari bibirku,
Ada rasa yg tak terungkap dalam hatiku,
Jiwaku kangen akan kasihmu....
Ragaku rindu akan guraumu.....
AYAH....dalam hidupku,
Kau tetap semangatku...
Kau tetap hidupku....
Kau tetap yg terbaik,
AYAH....ini aku yg ingin bisa,
Meraihmu.....
Menggapaimu....
Walau hanya bayang dan mimpi yg kukejar,
"(tersirat dlm benak anakku, kala dia sendiri, ada yg dia harap, ada yg dia damba, dan aku tau isi hatinya.....dan aku mewakili perasaan anakku ......love Bintang, kepergian Ayah hanya sementara, ada saatnya, hanya tentang waktu....dan kita hanya penghuni sementara yg hanya menunggu sabar berkalung ikhlas).
penaku dewi7
9. Puisi Kesembilan
SEKETIKA KUMERINDU
Seketika kumerindu,
Merindu pada bayang hadir MU,
Mengusik dalam gelisahku,
Dalam kesenjangan bathinku,
Aku tersesat mencari MU,
Seketika kumerindu,
Merindu pada belai MU,
Namun diriku bergejolak dosa,
Dosa yang menganga kian berpacu,
Seketika kumerindu,
Merindu pada dentuman tegur MU,
Menampar dalam tangisku,
Memberi jera,
Seketika kumerindu,
Merindu mendamba kasih MU,
Masih pantas bagiku memohon???
Masih pantas untukku meminta???
Sedang diriku hina.....
penakudewi2010
10. Puisi Kesepuluh
BUNDA
Bunda,,,,
Tulusmu adlh bukti nyata,
Bahwa embun yg kau tunjukkan,
Kini kurasa sejuk menggoda,
Bunda,,,,
Dalam tegar mu kulihat bayang sendu,
Sesekali kau menghela menutup pedih mu
Sungguh, tiada ada ragu,
Bunda,,,,
Kau kekasih sejati,
Kau hirup lelahmu ,,,sendiri,
Kau tenggak keringat yang tlh basi,
Bunda,,,,
Kata mu indah walau hati tak sanggup,
Senyum mu terpatri walau lidah tergigit,
Senang mu terlihat walau meronta,
Bunda,,,,
Lentera yg kau hias semakin nampak,
Ilmu yg kau rakit
telah Aku sambung menjadi mahkota,
Segala cerita tentang petir yg menggelegar,
Aku tak takut lagi,,,
Samudra yg luas terbentang,,,
Tlah Aku rangkum menjadi kisah perjalanan,,,
Bunda,,,,
Jgn pernah menjauh,
Aku tak ingin airmata mu terbuang,Menetes dan mengering,,,,
PenakuDewi7««
11. Puisi Kesebelas
DE'JOLIS
Aku bahagia,
walau kebahagian bersama de'jolis baru terlaksana,
Impian masa belia sangat mulia,
Kekagumanku trs mencabik arus
memburu asa ingin bersua,
Kegelisahan yg jauh terlewat tak
membwtku surut larut dlm selimut,
De'jolis pernah punya nama,
Pernah menjadi jawara pada tiang
masa,
Hidup bangkit membawa suara,
De'jolis.....kau pernah harum
ditaman hatiku,
Wangimu hidup pada setiap waktu,
Walau tembang mu tentang pilu dan
kelabu,
Aku pernah menangis kapan
waktunya tiba,
Dan kini usia semakin senja,
Hanya pada semangat kutitipkan
doa,
Ucap syukur ku telah bisa berbagi
cerita,
12. Puisi Keduabelas
MASIH
TENTANG SENJA
Senja....
Aku
ingin melukis tentang keteduhan,
Tentang
airmata yg pernah tumpah dipelukku,
Tentang
dimana aku pernah jatuh dari jurang nestapa,
Tentang
hati yg lara....
Senja.....
Galau nya
hati kian berdendang,
Ku tak
pernah berhenti memikirkannya,
Benakku
terus mengusik cabik,
Segala
tentangnya,
Senja......
Luka
dihati ku rawat sendiri,
Pilu
mengerang berteman kepedihan,
Masih
tentang senja dgn segala rasa,
Curahanku
telah meruah membanjiri keluh,
Bila
esok msh ada masa yg kujelang,
Semoga
bahagia yg ditakdirkan,
penakudewi280212
13. Puisi Ketigabelas
Senja
di ujung gelisah.....
Camar
manja masih terus menggoda,
Aku
sedang tak ingin riang,
Resah
ku pada sebuah penantian,
Aku
telah menghitung titik embun yg kau janjikan,
Jalan
setapak tak lagi terlewat,
Terselimuti
ilalang jalang tinggi memahat,
Rasa
pun terkikis termakan sadis,
Gemuruh
jiwa lontarkan jala,
Susuri
telaga yg pernah tercanpak,
Lara
hati sibak rasa yg tersika,
Segala
asa tentang dirinya terhempas kandas,
Duhai
.... lara
Kegelisahan
menderu didada,
Aku tak
sanggup menahannya,
Deras
memompa jantung hatiku,
Menindih
beban rasa setengah jiwa,
Duhai...
lara
Maaf
kan diri membela,
Setiamu
telah aku langgar,
penakudewi7
BUKAN UNTUK SEMBARANG
HATI
Malam.....
Berbahagialah yang memiliki malam yang tak pernah kau tinggalkan,
Bergembiralah yang memeluk malam yg tak pernah tersia-siakan,
Bersujud teteskan airmata penyesalan,
Sibuk berharap kebaikan,
Khusyuk bermunajat,
Raihlah malammu sbg pengobat hati kala sepi,
Malam....
Aku iri pada desiran angin yg tak henti berzikir menyebut nama MU,
Aku cemburu pada serdadu malam yg bersautan menyeru MU,
Aku iri pada bintang yg selalu menerangi orang-orang sholeh,
Yang selalu terjaga dari kantuknya,
Membiarkan airmata mengalir hanya kepada MU,
Yang berdiri tegak digelap sunyi,
Sementara aku masih saja akrab dengan duniaku,
Sibuk merangkai mimpi,
Malam....
Aku belum sempurna merangkul malamku,
Aku telah lalai,
Bodoh, melenakan raga ini,
Malam.....
Sepiku adalah pijak,
Hati tlh kotor oleh noda-noda jaman,
Membuai nikmat sesaat,
Malam.....
Jadikan aku sipengembara yang ingat PULANG
penakudewi7
Malam.....
Berbahagialah yang memiliki malam yang tak pernah kau tinggalkan,
Bergembiralah yang memeluk malam yg tak pernah tersia-siakan,
Bersujud teteskan airmata penyesalan,
Sibuk berharap kebaikan,
Khusyuk bermunajat,
Raihlah malammu sbg pengobat hati kala sepi,
Malam....
Aku iri pada desiran angin yg tak henti berzikir menyebut nama MU,
Aku cemburu pada serdadu malam yg bersautan menyeru MU,
Aku iri pada bintang yg selalu menerangi orang-orang sholeh,
Yang selalu terjaga dari kantuknya,
Membiarkan airmata mengalir hanya kepada MU,
Yang berdiri tegak digelap sunyi,
Sementara aku masih saja akrab dengan duniaku,
Sibuk merangkai mimpi,
Malam....
Aku belum sempurna merangkul malamku,
Aku telah lalai,
Bodoh, melenakan raga ini,
Malam.....
Sepiku adalah pijak,
Hati tlh kotor oleh noda-noda jaman,
Membuai nikmat sesaat,
Malam.....
Jadikan aku sipengembara yang ingat PULANG
penakudewi7
15. Puisi Kelimabelas
SAJAK-SAJAK SANG MALAM
Masih
ku terbata mengeja malam,
Bait-bait
sunyi terbiar sembarangan,
Gemuruh
angin sibuk bersautan,
Teriak
gamang tentang kepedihan,
Kata-kata
kotor sang pengecut lantang mengiang,
Adakah
sebuah keberanian tak hanya bicara ?
Jadilah
para pesolek yg berhias pada kerajaannya sendiri,
Memupuk
akar yang nyaris mati,
Dalam
rindang ku tak mau diam,
Masih
ada sebait sajak jauh tertinggal,
Pada
senyum sang malam,
Ku ukir
aksara indah ,
Menjinakkan
kemalangan,
penakudewi7
16. Puisi Keenambelas
I L A H I
Aduhai, seandainya skenario hidup itu disusun sendiri olehku,
tentu drama dan dialog kesedihan akan kuhapus dari skenario itu,
dan kuganti semuanya dgn kisah senang dan bahagia.
Tetapi, siapakah aku terhadap Penguasa hidupku?! Dialah Alloh,
yg dgn kekuatan-NYA membentangkan malam dan menggelarkan siang,
yg dgn kuasa-NYA menghidupkan dan mematikan,,
dan yg dgn ilmu-NYA mengetahui apapun yang tersembunyi dan
terang-terangan.
Ya, Alloh....
Ini bukan kehendakku.
Ini diluar kuasa dan pengetahuanku.
Kehendak dan kuasa-MU telah menggeser irama cinta dan rindu
dalam batin ku menjadi dendang sedih dan pilu. Sungguh, kebebasan yg Engkau
berikan adalah mutlak.
Ilahi....
Bagaimana kan tidak tercabik-cabik perasaanku,
tersayat-sayat jiwaku dan tercerai berai hatiku,
bilaku melihat kekasih hati pergi menuju-MU, menuju hidup yg
kekal abadi disisi-MU,
Ikhlas adalah obat,
Sabar adalah teman,
Rintih dan kesedihanku adalah saksi yang pilu,
"Wahai hamba yg sll beribadah.
Lihatlah aku.....
Kasihanilah daku, karena Engkaulah pengasih.
Bimbinglah daku menuju jln keselamatan,
Ajaklah jiwaku yg sll merintih berputus asa,
Inilah isi hatiku,
Itulah kuburku,
Mengungkapkan kepedihanku pada-MU"
Ilahi,...
Hatiku tertawan oleh tali cinta-MU,
Jangan biarkan hati ini diliputi oleh karat aneka dosa,
Janganlah campakkan daku dalam kegelapan neraka,
Ilahi....
Aku merunduk kepada-MU
Aku bersujud kepada-MU,
Aku teteskan airmata hanya kepada-Mu
Aku pasrahkan diri hanya kepada-MU
Hidup dan takdir adalah perjalanan,
Tlah kusulam benang cinta dan kurajut dalam asa,
Untuk bisa hidup bahagia,
Tetapi inilah aku.......
yang hanya bisa
mengaliri telaga dengan airmata,
17. Puisi Ketujuhbelas
ANDAI KAU MATAHARIKU
Andai kau matahariku,
Biasnya tak ku biar sembarang,
Takkan ku beri redup walau
ku mendekap lelap,
Matahariku...
Sudi kiranya mampir pada bilik terhimpit,
Agar
lelahmu ku jadikan nafas panjang,
18. Puisi Kedelapanbelas
PAGI YG BASAH
Pagi yg basah....
tak lagiku berselimut
resah,
Mentari beri senyum tercurah,
Lipatkan kerut-kerut gelisah,
Pagi yg
basah...
Langit biru penuh asa,
Terasah mega menembus rasa,
Kegelisah tak rejam
setelah puisi-puisimu datang,
Titian menyimpang di kesendirian,
mematung memeluk
dingin,
Pagi yg basah....
Aku tlh menari di menara cinta,
berpijak menghitung
jejak,,
(pangandaran, 3 Maret 201 2
saat ini ku saksikan cinta diatas langit dengan lukisan pelangi)
19. Puisi Kesembilanbelas
saat ini ku saksikan cinta diatas langit dengan lukisan pelangi)
19. Puisi Kesembilanbelas
DUHAI CINTA
Diri masih menghitung waktu
Titianku yang panjang masih menanti
Memburu sesuatu
“ Duhai cinta…..
Maafku bila tak lagi pedulikanmu
Diri tanggup sendiri
merangkul mimpi
20. Puisi Keduapuluh
CORETAN HITAM PUTIH
Coretan hitam putih itu aku,
Yang bertabur puji kata sayat seru sembilu,
Coretan hitam putih itu aku,
Lukiskan wajah lewat syair dan lagu,
Coretan hitam putih itu aku,
Yang tak bisa beri warna pada setiap gambarku,
Dan aku hanya bisa berpujangga dalam pena rasa,
Merangkai kata,
Menyusun makna,
Lukisan cerita tak bernyawa,
Penuh coretan yg memanah,
Dan coretan hitam putih itu A K U
4032012penakudewi7(lukisanku yg tak pernah selesai)
21. Puisi Keduapuluhsatu
BIDADARI DI ATAS SAJADAH
CANTIK nian yang berKALUNG AKHLAK KEBAIKAN,
INDAH nian SENYUM yg berTAHTA KEIKHLASAN,
MERDU nian DZIKIR yang terLANTUNkan,
SEJUK nian DENTUMAN TASBIH yg di TAWARkan,
NIKMAT nian yang selalu berdua bersama2 KASIH NYA,
siang malam berALAS SAJADAH,,
siang malam berTABUR TASBIH,,
siang malam berMANJA pada KEIMANAN,
SUBHANALLOH,,
22. Puisi Keduapuluhdua
YA....ROBB,
Ya...Robb,
Telah
aku aniaya diriku,
Dan
telah berani melanggar karena kebodohanku,
Dan
tlah kusandarkan diri ini pada dosa,
Ya...Robb,
Telah
banyak kejelekan dan keburukan yg kukalungi,
Betapa
banyak malapetaka yang aku cipta,
Betapa
nista menzholimi diri,
Ya...Robb,
Betapa
besar bencanaku,
Sedikit
sekali amal-amalku,
Dan
buruknya perangaiku,
Ya...Robb,
Betapa
banyak rintangan yg Engkau singkirkan,
Betapa
banyak bencana telah Engkau gagalkan,
Ya...Robb,
Kusandarkan
hidup dan matiku,
Bersama
nafas yg kembang kempis,
Bersama
sisa nadi yg berdenyut,
Ya...Robb,
Bangunkan
aku dari mimpi buruk ini...
Sadarkan
aku dalam lena ini.....
Ya...Robb,
Janganlah
Engkau biarkanku dalam beban berat belenggumu,
Jangan
Engkau segerakan siksa atas perbuatanku,
penakudewi7
23. Puisi Keduapuluhtiga
PANGERAN LANGIT
Bila
malamku telah angkuh,
Berteman
pada siapa lagi diri ini???
Pangeran
langitku telah pergi,
Terbawa
jaman,
Terbawa
lipatan sunyi,
Ratapku......membelah
sunyi,
Membangunkan
bintang yg terdiam,
Mengusik
rembulan yang bergurau,
Dan
bila malamku telah semu,
Ijinkan
aku melukisnya kembali,
Menjadi
gelora yang menderu,
Pangeran
langit telah kembali,
Memberi
selaksa bahagia,
Cinta
tak lagi sumbang,
Rindu
menghasut kalbu,
Pangeran
langit,
Dikau
adalah nyawaku,
Nafas
dalam jiwa,
Nadi
dalam hidup,
Pangeranku
jgn kau beri aku getah yg membalut,
penakudewi7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar