1. Puisi Pertama
REMBULAN MALAM INI
Semburatmu lukiskan rindu dendam
Hanyutkan lamunan tentang senyumnya
Di sudut ingatan yang kadang hampa
Cahayamu gambarkan cinta membara
Bawaku terbang di antara mega
Mencari asa yg kautebar indah
Rembulan malam ini
Ijinkan aku gauli sinar kasih
Biarkan rindu ini terpatri
Hingga esok hari berganti
Hangatmu rasuki kasih di jiwa
Selimuti jantungku yang melara
Cinta ini kan abadi sepanjang masa
2. Puisi Kedua
TELAGA CINTA
Di tepian telaga biru
Kucoba senandungkan rindu
Pada kilaumu kumerajuk
Rinduku pada ceriamu
Sampai kapan kuharus menanti
Janjimu kan terpenuhi
Sedang merpatipun tak mau peduli
Enggan menemani hatiku dalam rintih perih
Hanya padamu kusandarkan angan
Berharap esok kan kudapat jawaban
Demi cinta..demi kasih yg kaujanjikan
Ku kan setia disini..di telaga cinta
3. Puisi Ketiga
PUISI PENDEK UNTUK BINTANG TERANGKU
Dalam temaram ku merayu pada malam
Kutengadah...
Kucari dirimu di antara gemerlap bintang
Tampak olehku yang paling terang
Kugapai kemudian kusematkan di jantungku
Bersinarlah terang kau di jiwaku
Agar tiada sesat kuarungi samudera cintamu.
4. Puisi Keempat
PUISI CINTA UNTUK AYAH
Diatas bukit terjal kuberdiri
Di antara gemerisik ilalang kering
Kutatap kosong padang terhampar
Mega berarak samar lukiskan wajahmu
Kubersimpuh di bebatuan cadas
Mencoba berdamai dengan masa
Memandang nanar segenap kisah
Lalu mata terpejam jiwa menyelam
Dalam gelap kusibakkan waktuku
Kuuraikan kenangan hidupku
Kutemukan dirimu...diam sepi
Hanya senyummu bisu bangkitkan rindu
Ayahku sayang...
Jika saja kau di sini bersamaku
Kan kutantang dunia tanpa gentar
Karna ku tahu engkaulah pahlawan
Ayahku sayang...
Walau kita tak pernah bersama
Tapi kutahu..tiap bulir peluh yang keluar dari tubuhmu
adalah pengorbanan tiada tara bagiku
Di belantara pengap ini
Kan kuarungi dunia dengan semangatmu
Ayahku sayang...
Aku bangga padamu...
5. Puisi Kelima
7. Puisi Ketujuh
Selalu kuingat …
CINTA TIADA TEPI
9. Puisi Kesembilan
TERLALU SINGKAT
Terlalu singkat
rembulan siramiku dengan sinarnya
sesingkat belaian bunda yang kurasa
terlalu singkat
mentari sebarkan hangatnya
sesingkat pelukan bunda yang kudamba
terlalu singkat
hujan mengguyur dengan rintiknya
sesingkat kasih bunda yang kupuja
terlalu singkat
angin menerpakan semilir hembusnya
sesingkat senyum bunda yang sejukkan jiwa
terlalu singkat
burung-burung nyanyikan lagu riang
sesingkat kebersamaan dengan bunda
andai waktu sudi tuk berulang
ku mau belaian bunda menyiramiku selamanya
ku mau pelukan bunda hangatkanku dalam segenap jiwa
ku mau kasih bunda hujaniku dengan cinta
ku mau senyum bunda menerpa setiap jengkal masa
ku ingin nyanyikan lagu cinta hanya untuknya
tapi memang terlalu singkat
dan semua tentang mimpi indah kan terajut sempurna
hanya dalam doa merayap lewat dinginnya malam
beribu maaf terucap
untuk kekecewaan dan tangis yang mungkin tak pernah kuanggap
untuk harapan terbaik yang belum sempat ananda persembahkan
Bunda
berjuta kata cinta yang tak pernah sempurna
ananda persembahkan untuk cinta yang tanpa dendam
Tuhan
rangkullah dia dengan kasihMu yang pasti setia cintailah dia dengan caraMu yang pasti sempurna
@unie@
Diatas bukit terjal kuberdiri
Di antara gemerisik ilalang kering
Kutatap kosong padang terhampar
Mega berarak samar lukiskan wajahmu
Kubersimpuh di bebatuan cadas
Mencoba berdamai dengan masa
Memandang nanar segenap kisah
Lalu mata terpejam jiwa menyelam
Dalam gelap kusibakkan waktuku
Kuuraikan kenangan hidupku
Kutemukan dirimu...diam sepi
Hanya senyummu bisu bangkitkan rindu
Ayahku sayang...
Jika saja kau di sini bersamaku
Kan kutantang dunia tanpa gentar
Karna ku tahu engkaulah pahlawan
Ayahku sayang...
Walau kita tak pernah bersama
Tapi kutahu..tiap bulir peluh yang keluar dari tubuhmu
adalah pengorbanan tiada tara bagiku
Di belantara pengap ini
Kan kuarungi dunia dengan semangatmu
Ayahku sayang...
Aku bangga padamu...
5. Puisi Kelima
PEDATI ASMARA
Gemercik air di kolam cintaku
Sirami nuraniku akan dahaga kasihmu
Lembut sapuan angin malam
Tak jua buatku terlelap
Dengan apakah sayang, kan kugapai bayangmu
Jika roda pedati asmaramu melaju bak kereta api
Yang ada kini ku di sini meraup serpihan hati
Menghitung jejak berserak
Gemercik air di kolam cintaku
Sirami nuraniku akan dahaga kasihmu
Lembut sapuan angin malam
Tak jua buatku terlelap
Dengan apakah sayang, kan kugapai bayangmu
Jika roda pedati asmaramu melaju bak kereta api
Yang ada kini ku di sini meraup serpihan hati
Menghitung jejak berserak
6. Puisi Keenam
FATAMORGANA
Hanya fatamorgana...
indahnya kasihmu tak janjikan apa-apa
lalu bagaimana aku tuk menjaga
kisah kita yang hanya angan belaka
tapi sungguh ku tak sanggup sirnakan bayangmu
berharap waktu berpihak
hingga ada asa tuk semaikan benih cinta
hanya fatamorgana...
Hanya fatamorgana...
indahnya kasihmu tak janjikan apa-apa
lalu bagaimana aku tuk menjaga
kisah kita yang hanya angan belaka
tapi sungguh ku tak sanggup sirnakan bayangmu
berharap waktu berpihak
hingga ada asa tuk semaikan benih cinta
hanya fatamorgana...
7. Puisi Ketujuh
DI BATAS MIMPI
Selalu kuingat …
Desah nafasmu kala menyebut namaku
Usir segala jengah bergemuruh
Tiupkan naluri manjaku
Selalu kurasakan …
Lembut belaimu iringi senyummu teduh
Bangkitkan dendam rasa di diriku
Rasuki hati dengan impian akan cintamu
Selalu kudengar …
Langkah kasihmu hantarkan senandung
Sambut hatiku dalam deru biru
Ingin selalu bersama dalam rindu
Selalu kukenang …
Saat kumenari riang di depanmu
Sedang kau duduk dengan petikan dawai gitarmu
Dentingnya jatuhkanku dalam jurang berbatu
Engkau berdiri kemudian berlalu bersama gitarmu
Gelombang berriak redam jeritku kala memanggilmu
Tiada dirimu palingkan wajah teduhmu
Sementara ku hanya bisa merajuk pada lautan membiru
8. Puisi Kedelapan
CINTA TIADA TEPI
Kemarau menyengat jiwa melara
kerontang sabana tak terjamah rasa
ku berjalan dengan sisa asa di dadamencoba pengharapan yang dijanjikan
Terjerembab ku di antara kerikil-kerikil panas
yang entah berapa lama tak terbelai embun basah
haus...lelah...resah...membele nggu diri
mengharap setetes embun menitik sanubari
Engkaulah maha perkasa
kulangkahkan kaki menuju perlindunganMu
tolonglah jiwa dalam kubangan lumpur dosa ini
agar kurasakah kasihMu abadi
Tuhanku.....
sinarilah mata hati ini dengan cahayaMu
agar tiada sesat kususuri sabana luas ini
dan kutermukan cintaMu tiada bertepi.
(04-03-2012)
9. Puisi Kesembilan
TERLALU SINGKAT
Terlalu singkat
rembulan siramiku dengan sinarnya
sesingkat belaian bunda yang kurasa
terlalu singkat
mentari sebarkan hangatnya
sesingkat pelukan bunda yang kudamba
terlalu singkat
hujan mengguyur dengan rintiknya
sesingkat kasih bunda yang kupuja
terlalu singkat
angin menerpakan semilir hembusnya
sesingkat senyum bunda yang sejukkan jiwa
terlalu singkat
burung-burung nyanyikan lagu riang
sesingkat kebersamaan dengan bunda
andai waktu sudi tuk berulang
ku mau belaian bunda menyiramiku selamanya
ku mau pelukan bunda hangatkanku dalam segenap jiwa
ku mau kasih bunda hujaniku dengan cinta
ku mau senyum bunda menerpa setiap jengkal masa
ku ingin nyanyikan lagu cinta hanya untuknya
tapi memang terlalu singkat
dan semua tentang mimpi indah kan terajut sempurna
hanya dalam doa merayap lewat dinginnya malam
beribu maaf terucap
untuk kekecewaan dan tangis yang mungkin tak pernah kuanggap
untuk harapan terbaik yang belum sempat ananda persembahkan
Bunda
berjuta kata cinta yang tak pernah sempurna
ananda persembahkan untuk cinta yang tanpa dendam
Tuhan
rangkullah dia dengan kasihMu yang pasti setia cintailah dia dengan caraMu yang pasti sempurna
@unie@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar