LOMBA TELAH DITUTUP PADA HARI SENIN 12 MARET 2012. LOMBA SEDANG MEMASUKI TAHAP PENJURIAN. PEMENANG AKAN DIUMUMKAN PADA HARI MINGGU 18 MARET 2012.

Selasa, 21 Februari 2012

Puisi Karya WAHYUNI MULTISARI













1. Puisi Pertama

REMBULAN MALAM INI

Semburatmu lukiskan rindu dendam
Hanyutkan lamunan tentang senyumnya
Di sudut ingatan yang kadang hampa

Cahayamu gambarkan cinta membara

Bawaku terbang di antara mega
Mencari asa yg kautebar indah

Rembulan malam ini

Ijinkan aku gauli sinar kasih
Biarkan rindu ini terpatri
Hingga esok hari berganti

Hangatmu rasuki kasih di jiwa

Selimuti jantungku yang melara
Cinta ini kan abadi sepanjang masa



2. Puisi Kedua

TELAGA CINTA

Di tepian telaga biru
Kucoba senandungkan rindu
Pada kilaumu kumerajuk
Rinduku pada ceriamu

Sampai kapan kuharus menanti

Janjimu kan terpenuhi
Sedang merpatipun tak mau peduli
Enggan menemani hatiku dalam rintih perih

Hanya padamu kusandarkan angan

Berharap esok kan kudapat jawaban
Demi cinta..demi kasih yg kaujanjikan
Ku kan setia disini..di telaga cinta


3. Puisi Ketiga

PUISI PENDEK UNTUK BINTANG TERANGKU

Dalam temaram ku merayu pada malam
Kutengadah...
Kucari dirimu di antara gemerlap bintang
Tampak olehku yang paling terang
Kugapai kemudian kusematkan di jantungku


Bersinarlah terang kau di jiwaku
Agar tiada sesat kuarungi samudera cintamu.



4. Puisi Keempat



‎ PUISI CINTA UNTUK AYAH 

Diatas bukit terjal kuberdiri
Di antara gemerisik ilalang kering
Kutatap kosong padang terhampar
Mega berarak samar lukiskan wajahmu

Kubersimpuh di bebatuan cadas
Mencoba berdamai dengan masa
Memandang nanar segenap kisah
Lalu mata terpejam jiwa menyelam

Dalam gelap kusibakkan waktuku
Kuuraikan kenangan hidupku
Kutemukan dirimu...diam sepi
Hanya senyummu bisu bangkitkan rindu

Ayahku sayang...
Jika saja kau di sini bersamaku
Kan kutantang dunia tanpa gentar
Karna ku tahu engkaulah pahlawan

Ayahku sayang...
Walau kita tak pernah bersama
Tapi kutahu..tiap bulir peluh yang keluar dari tubuhmu
adalah pengorbanan tiada tara bagiku

Di belantara pengap ini
Kan kuarungi dunia dengan semangatmu
Ayahku sayang...
Aku bangga padamu...



5. Puisi Kelima



‎PEDATI ASMARA 

Gemercik air di kolam cintaku
Sirami nuraniku akan dahaga kasihmu
Lembut sapuan angin malam
Tak jua buatku terlelap
Dengan apakah sayang, kan kugapai bayangmu
Jika roda pedati asmaramu melaju bak kereta api
Yang ada kini ku di sini meraup serpihan hati
Menghitung jejak berserak

6. Puisi Keenam

‎FATAMORGANA 

Hanya fatamorgana...
indahnya kasihmu tak janjikan apa-apa
lalu bagaimana aku tuk menjaga
kisah kita yang hanya angan belaka
tapi sungguh ku tak sanggup sirnakan bayangmu
berharap waktu berpihak
hingga ada asa tuk semaikan benih cinta
hanya fatamorgana...


7. Puisi Ketujuh




DI BATAS MIMPI

Selalu kuingat …
Desah nafasmu kala menyebut namaku
Usir segala jengah bergemuruh
Tiupkan naluri manjaku
Selalu kurasakan …
Lembut belaimu iringi senyummu teduh
Bangkitkan dendam rasa di diriku
Rasuki hati dengan impian akan cintamu
Selalu kudengar …
Langkah kasihmu hantarkan senandung
Sambut hatiku dalam deru biru
Ingin selalu bersama dalam rindu
Selalu kukenang …
Saat kumenari riang di depanmu
Sedang kau duduk dengan petikan dawai gitarmu
Dentingnya jatuhkanku dalam jurang berbatu
Engkau berdiri kemudian berlalu bersama gitarmu
Gelombang berriak redam jeritku kala memanggilmu
Tiada dirimu palingkan wajah teduhmu
Sementara ku hanya bisa merajuk pada lautan membiru

8. Puisi Kedelapan

‎CINTA TIADA TEPI 

Kemarau menyengat jiwa melara
kerontang sabana tak terjamah rasa
ku berjalan dengan sisa asa di dada
mencoba pengharapan yang dijanjikan

Terjerembab ku di antara kerikil-kerikil panas
yang entah berapa lama tak terbelai embun basah
haus...lelah...resah...membelenggu diri
mengharap setetes embun menitik sanubari

Engkaulah maha perkasa
kulangkahkan kaki menuju perlindunganMu
tolonglah jiwa dalam kubangan lumpur dosa ini
agar kurasakah kasihMu abadi

Tuhanku.....
sinarilah mata hati ini dengan cahayaMu
agar tiada sesat kususuri sabana luas ini
dan kutermukan cintaMu tiada bertepi.


(04-03-2012)

9. Puisi Kesembilan




TERLALU SINGKAT


Terlalu singkat 
rembulan siramiku dengan sinarnya 
sesingkat belaian bunda yang kurasa 

terlalu singkat 
mentari sebarkan hangatnya 
sesingkat pelukan bunda yang kudamba 

terlalu singkat 
hujan mengguyur dengan rintiknya 
sesingkat kasih bunda yang kupuja 

terlalu singkat 
angin menerpakan semilir hembusnya 
sesingkat senyum bunda yang sejukkan jiwa 

terlalu singkat 
burung-burung nyanyikan lagu riang 
sesingkat kebersamaan dengan bunda 

andai waktu sudi tuk berulang 
ku mau belaian bunda menyiramiku selamanya 
ku mau pelukan bunda hangatkanku dalam segenap jiwa 
ku mau kasih bunda hujaniku dengan cinta 
ku mau senyum bunda menerpa setiap jengkal masa 
ku ingin nyanyikan lagu cinta hanya untuknya 

tapi memang terlalu singkat 
dan semua tentang mimpi indah kan terajut sempurna 
hanya dalam doa merayap lewat dinginnya malam 

beribu maaf terucap 
untuk kekecewaan dan tangis yang mungkin tak pernah kuanggap 
untuk harapan terbaik yang belum sempat ananda persembahkan 

Bunda 
berjuta kata cinta yang tak pernah sempurna 
ananda persembahkan untuk cinta yang tanpa dendam 

Tuhan 
rangkullah dia dengan kasihMu yang pasti setia 
cintailah dia dengan caraMu yang pasti sempurna 


@unie@





Tidak ada komentar:

Posting Komentar