1. Puisi Pertama
Hanya Engkau Tujuanku
Sejauh apapun ku tempuh meski jejak-jejak tinggalkan lara..
Ku jelajahi belukar rindu
ku sematkan di ranting-ranting
gelisah..
Aku ingin menitik di daunmu serupa embun..
Menjalin nada dlm distorsi jiwa
ku mendaki bukit di mana cintamu bersemayam.
Karena hanya engkau tujuanku..
Biarkan cintaku membiaskan cahaya mutiara menerpa kalbumu...
Biarlah perih pada hamparan pasirnya menjadi pendar-pendar selaka...aku tak kan berhenti mendaki...
2. Puisi Kedua
HANYUT DI ARUS CINTAMU
Tatapanmu indah meluluhkan segenap rasaku..
melambung sejuta hayal tentang keindahanmu..
tak mampu aku melukis di lembar biru kanvasmu
Sapamu lembut menghanyutkan aku di arus indah cintamu...
Lalu ku gores puisi tentang sekuntum bunga yg tumbuh di hati..
semakin kau menjauh semakin tumbuh rasaku..
Di arus deras cintamu aku terhanyut,
menuju pusaran di situ
segala keindahan melenakanku dalam genangan...rindu.
3. Puisi Ketiga
SENANDUNG LUKA
4. Puisi Keempat
IBU CINTA TERINDAHKU
kain yang penuh cerita
akan tulus dan lembutnya cinta kasihmu ibu...
Untuk menggendong dan menidurkanku.
yang kau paparkan..
do'a yang mengarus dan tiada pernah surut...
Sejauh apapun ku tempuh meski jejak-jejak tinggalkan lara..
Ku jelajahi belukar rindu
ku sematkan di ranting-ranting
gelisah..
Aku ingin menitik di daunmu serupa embun..
Menjalin nada dlm distorsi jiwa
ku mendaki bukit di mana cintamu bersemayam.
Karena hanya engkau tujuanku..
Biarkan cintaku membiaskan cahaya mutiara menerpa kalbumu...
Biarlah perih pada hamparan pasirnya menjadi pendar-pendar selaka...aku tak kan berhenti mendaki...
2. Puisi Kedua
HANYUT DI ARUS CINTAMU
Tatapanmu indah meluluhkan segenap rasaku..
melambung sejuta hayal tentang keindahanmu..
tak mampu aku melukis di lembar biru kanvasmu
Sapamu lembut menghanyutkan aku di arus indah cintamu...
Lalu ku gores puisi tentang sekuntum bunga yg tumbuh di hati..
semakin kau menjauh semakin tumbuh rasaku..
Di arus deras cintamu aku terhanyut,
menuju pusaran di situ
segala keindahan melenakanku dalam genangan...rindu.
3. Puisi Ketiga
SENANDUNG LUKA
Kita berada di satu atap..
Dinding dindingnya menggores sajak tentang cinta yg beruai tangis perih,
berlukiskan derama air mata..
Meski kita menapaki jalan seiring tapi ladang cinta
hanya tandus dan kering..
Di sini hanya kita temui segala kesemuan hanya
kepura puraan yg sempurna...
Kini ku lepas tanganmu kulepas dirimu agar tak lagi
kau mencengkram jiwa ini..
Jika aku memang tiada di hatimu
biarlah ku hapus pedihnya rindu..
Biar aku menyendiri mendekap benih2 yg hampir mati
diantara kembang2 gelagah ku buang penat dan
gundah..
Kan ku bakar lembar2 ode utkmu biar angin
terbangkan asapnya dan tak ada lagi senandung luka...
4. Puisi Keempat
DI KEDALAMAN HATI
Pada lembar-lembar langit ku eja aksara
tentang indahnya rindu...
Mewarnai hati seperti larik pelangi...
Di kedalaman ini aku selami
dan ku temukan mutiara berpendar merona
di pusara cinta hanya terukir namamu...
Di kedalaman hati namamu terpatri...
Ku bingkai indah dengan puisi
agar setiap saat dapat ku sentuh
dengan ketulusan yg utuh...
Di kedalaman hati
namamu tak kan terganti
ku jaga selamanya...
Ku rengkuh setulusnya...
Pada lembar-lembar langit ku eja aksara
tentang indahnya rindu...
Mewarnai hati seperti larik pelangi...
Di kedalaman ini aku selami
dan ku temukan mutiara berpendar merona
di pusara cinta hanya terukir namamu...
Di kedalaman hati namamu terpatri...
Ku bingkai indah dengan puisi
agar setiap saat dapat ku sentuh
dengan ketulusan yg utuh...
Di kedalaman hati
namamu tak kan terganti
ku jaga selamanya...
Ku rengkuh setulusnya...
5. Puisi Kelima
Elegi kerinduan
Ku ingin berenang di telaga bening..
Mendengar kicau burung2 di dahan nan rindang..
Shimphoni alam damai ku rindukan...
Ku rindu menapakan kaki di atas rerumputan..
Nikmati semilir angin menebar wangi aroma bunga2
liar..
Seribu unggas bernyanyi di atas bumi pertiwi...
Mentari senja merona menyepuh
warna emasnya..
Puisi di langit jingga menggores pena pujangga...
Elegi kerinduanku adalah sebentuk cinta padamu
Indonesia..
6. Puisi Keenam
IBU CINTA TERINDAHKU
Kain selendang yang usang masih terbayang,
kain yang penuh cerita
akan tulus dan lembutnya cinta kasihmu ibu...
Untuk menggendong dan menidurkanku.
Didipan tua ku dengar kidungmu nan sarat makna
kala bulan dan bintang-bintang menaburi singgasana langit..
aku terhanyut dalam alur dongeng-dongeng
yang kau paparkan..
Ibu...
Air mata ini saksi kerinduanku
aku anakmu yang tak lagi dapat memelukmu...
Bait bait sajak ku tulis, tak cukup utk menebus rinduku padamu..
Kini hanya kesunyian yang panjang
di atas pusara dan wangi bunga-bunga kamboja..
Ku arungi hidup atas semua semua kata bijakmu... ku lewati waktu atas
restumu..
Kau cinta terindahku...
Kau samudera rinduku...
Aku hanya mampu mengucap do'a
do'a yang mengarus dan tiada pernah surut...
Ibu.. Damailah dengan malaikat dan bidadari.
Damailah dalam indah surgawi...
Do'aku tulus dari sini..
7. Puisi Ketujuh
K A S I H
Hentikan tangismu...
Cukup sudah air matamu bercerita
tentang perihnya luka tentang sakitnya cinta nan lalu..
Kasih..
Mari duduklah di sisiku
kita pandangi langit senja yg menyepuhkan warna
tembaga
ke seluruh maya pada
kasih..
Genggam erat tanganku hingga tak menyisakan ragu di
hatimu
akulah yg akan menghapus lukamu,hanya aku yg mampu
kasih...
Dengarlah hati kita tergetar sekeras debur ombak...
Bernyanyi semerdu camar
membiru seindah samudera
merona seindah bianglala...
Kasih...
Hentikan tangismu
kini ada aku yg kan menemanimu
selamanya...
8. Puisi Kedelapan
IBU CINTA TERINDAHKU
Kain selendang yg usang masih terbayang,
kain yg penuh cerita
akan tulus dan lembutnya cinta kasihmu ibu...
Utk menggendong dan menidurkanku.
Didipan tua ku dengar kidungmu nan sarat makna
kala bulan dan bintang2 menaburi singgasana
langit..
aku terhanyut dlm alur dongeng2 yg kau paparkan..
Ibu...
Air mata ini saksi kerinduanku
aku anakmu yg tak lagi dapat memelukmu...
Bait bait sajak ku tulis,
tak cukup utk menebus
rinduku padamu..
Kini hanya kesunyian yg panjang
di atas pusara dan wangi bunga2 kamboja..
Ku arungi hidup atas semua semua kata bijakmu...
ku
lewati waktu atas restumu..
Kau cinta terindahku...
Kau samudera rinduku...
Aku hanya mampu mengucap do'a,do'a
yg mengarus dan
tiada pernah surut...
Ibu.. Damailah dengan malaikat dan bidadari.
Damailah dlm indah surgawi...
Do'aku tulus dari sini..
9. Puisi Kesembilan
ADA APA DENGANMU
Langit bermendung hari kelabu
sedang kau membisu seperti gunung batu..
Tak bisakah kau kembali ceria seperti hari2 lalu?
Canda tawaku tak mampu menghiburmu nyanyianku menguap ke langit biru..
Ada apa gerangan cintaku
salahkan aku?
Kenapa aku tak boleh memelukmu?
Kenapa kau tak bisikan kata indah di telingaku?
Bila kau tetap bisu aku akan pergi darimu jgn lagi mengingatku..!
"beb? Tahukah kamu kenapa aku membisu? Aku msh mencintaimu beb.. Ini semua ku lakukan karna nafasku bauu... lihatlah ada jengkol yg nyelip di gigiku... "
begitu bisikmu
ooo kenapa kau tak mengajakku
makan jengkol bersamamu beb?
Hentikan tangismu...
Cukup sudah air matamu bercerita
tentang perihnya luka tentang sakitnya cinta nan lalu..
Kasih..
Mari duduklah di sisiku
kita pandangi langit senja yg menyepuhkan warna tembaga
ke seluruh maya pada
kasih..
Genggam erat tanganku hingga tak menyisakan ragu di hatimu
akulah yg akan menghapus lukamu,hanya aku yg mampu
kasih...
Dengarlah hati kita tergetar sekeras debur ombak...
Bernyanyi semerdu camar
membiru seindah samudera
merona seindah bianglala...
Kasih...
Hentikan tangismu
kini ada aku yg kan menemanimu
selamanya...
Didipan tua ku dengar kidungmu nan sarat makna
Ibu...
Kini hanya kesunyian yg panjang
Kau cinta terindahku...
Ibu.. Damailah dengan malaikat dan bidadari.
Langit bermendung hari kelabu
sedang kau membisu seperti gunung batu..
Tak bisakah kau kembali ceria seperti hari2 lalu?
Canda tawaku tak mampu menghiburmu nyanyianku menguap ke langit biru..
Ada apa gerangan cintaku
salahkan aku?
Kenapa aku tak boleh memelukmu?
Kenapa kau tak bisikan kata indah di telingaku?
Bila kau tetap bisu aku akan pergi darimu jgn lagi mengingatku..!
"beb? Tahukah kamu kenapa aku membisu? Aku msh mencintaimu beb.. Ini semua ku lakukan karna nafasku bauu... lihatlah ada jengkol yg nyelip di gigiku... "
begitu bisikmu
ooo kenapa kau tak mengajakku
makan jengkol bersamamu beb?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar